Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai organisasi keagamaan dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan oleh para pengurusnya. Selain itu, organisasi ini juga diharapkan bisa dipimpin oleh sosok ketua yang bisa mengakomodir kepentingan umat islam dan para ulama. Terkait hal itu, MUI Indramayu Rabu (14/4) menggelar musyawarah cabang (muscab) yang berlangsung di Aula Islamic Centre Indramayu.
Ketua MUI Indramayu Kiai Jamali mengatakan, muscab ini merupakan ajang untuk mempertanggungjawabkan kepengurusan sebelumnya dan mencari ketua baru untuk membawa MUI menjadi organisasi yang dapat dipercaya oleh umat islam. Selain itu, MUI juga diharapkan bisa menjawab semua tantangan di tengah era saat ini.
Ketua MUI Indramayu Kiai Jamali mengatakan, muscab ini merupakan ajang untuk mempertanggungjawabkan kepengurusan sebelumnya dan mencari ketua baru untuk membawa MUI menjadi organisasi yang dapat dipercaya oleh umat islam. Selain itu, MUI juga diharapkan bisa menjawab semua tantangan di tengah era saat ini.
Sementara itu Bupati Indramayu DR. H. Irianto MS. Syafiuddin dalam sambutannya mengatakan, musyawarah merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari demokrasi, sebagai sarana untuk menggalang aspirasi, mempersatukan perbedaan, mencari kata mufakat untuk mencari rahmat dan kemaslahatan dari Allah SWT. Lebih dalam lagi, kegiatan ini berfungsi untuk mempererat tali silaturrahmi di antara sesama anggota dan pengurus MUI dalam rangka memperkecil perbedaan dan memperbesar persamaan.
Untuk itu, masyarakat Indramayu lanjut bupati, sebagai bagian dari bangsa Indonesia dengan populasi muslimnya yang terbesar di dunia, MUI dituntut untuk dapat merealisasikan misi islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin dan memberi solusi terhadap kehidupan umat manusia. Untuk itu, para ulama dalam menjalankan peran strategis di tengah umat dan bangsa tidak boleh mengabaikan peringatan yang disampaikan Rasulullah SAW. “Baik atau rusaknya kehidupan umat ditentukan oleh dua golongan, yaitu ulama dan umaro. Disinilah letak pentingnya posisi ulama dan hubungan kerjasama timbal balik yang harus dibina antara ulama dan umaro secara proporsional sesuai dengan perannya masing-masing,” katanya.
Upaya untuk memperkokoh hubungan ulama dan umaro perlu dilihat dalam dimensi kepentingan jangka panjang, yaitu menyangkut masa depan umat dan bangsa. Hubungan ulama dan umaro bukan hubungan politis, dan juga bukan hubungan yang bersifat pragmatis sesaat.
Bupati menegaskan, sesuai dengan prinsip MUI, yaitu mempersatukan umat, maka kegiatan tersebut harus diwarnai oleh suasana persatuan tanpa membedakan asal golongan, asal partai dan asal aliran. MUI adalah wadah bersatunya umat islam dalam satu naungan tanpa membedakan perbedaan yang hendaknya dapat membawa persatuan umat ke arah perdamaian dan menghargai perbedaan serta bukan ke arah yang radikal dan pemaksaan kehendak. Bersatunya umat islam bukan dimaksudkan untuk menekan dan memarjinalkan kelompok lain yang non islam, tetapi malah harus menjadi sarana perdamaian, pengharmonisasian serta penyerasian dalam membangun daerah yang sejalan dengan visi Indramayu Remaja. (dens/humasindramayu)
0 thoughts on “MUI Gelar Muscab”