Virus H5N1 atau flu burung kembali mengancam Kabupaten Indramayu. Data Dinas Pertanian dan Peternakan (Distankan) Kabupaten Indramayu menunjukkan, 50% wilayah di Kabupaten Indramayu dinyatakan sebagai daerah endemis flu burung.
Penyebaran virus mematikan ini dikhawatirkan terjadi sejalan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu. Terutama saat musim penghujan datang yang biasanya memudahkan proses penyebarannya.
Distankan mengimbau kepada warga yang memiliki hewan ternak untuk mewaspadai serangan flu burung. Salah satunya dengan menjaga kondisi lingkungan sekitar. Berdasarkan data Subdin Peternakan Distankan Kabupaten Indramayu tahun 2011, dari total 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu, 18 Kecamatan di antaranya berstatus daerah endemis flu burung.
Kasubdin Peternakan Distankan Kabupaten Indramayu Nandang Hidayat mengatakan, penetapan daerah endemis flu burung didasarkan atas kasus kematian unggas di daerah masing-masing.
Nandang menjelaskan, 18 Kecamatan yang ditetapkan sebagai daerah endemis flu burung adalah Kecamatan Sukagumiwang, Lelea, Widasari, Haurgeulis, Kandanghaur, Kroya, Indramayu, Juntinyuat, Krangkeng, Bongas, Tukdana, Sukra, Cantigi, Anjatan, Karangampel, Sindang, Arahan,dan Kedokan Bunder. Sementara jumlah kasus kematian unggas terbanyak terjadi di Kecamatan Tukdana dan Kecamatan Terisi.
Menurut Nandang, dalam dua pekan terakhir bulan Januari ini,terdapat sejumlah kasus kematian unggas akibat flu burung. Nandang mengungkapkan, langkah yang dilakukan untuk menekan angka kematian unggas akibat flu burung adalah menggencarkan penyemprotan disinfektan dan vaksin flu burung pada unggas selain upaya sosialisasi kepada masyarakat.
Sementara itu, anggota Fraksi PDI-P Ruwadi Budiman meminta kepada Distankan untuk memfokuskan pemberian vaksin dan penyemprotan disinfektan kepada unggas di daerah-daerah endemis.
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang pernah beberapa kali terjadi kasus flu burung. Pada 2006 lalu, seorang suspect flu burung asal Indramayu, Endrawan, yang kala itu baru berusia empat tahun meninggal dunia setelah empat hari dirawat di RS Hasan Sadikin, Bandung.
Meski jumlah kasus flu burung cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir, namun Distankan Indramayu harus tetap mewaspadai ancaman flu burung. Kematian unggas terbesar akibat serangan flu burung terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 1.000 ekor serta tahun 2008 sebanyak 700 ekor. (sindo)
Kasubdin Peternakan Distankan Kabupaten Indramayu Nandang Hidayat mengatakan, penetapan daerah endemis flu burung didasarkan atas kasus kematian unggas di daerah masing-masing.
Nandang menjelaskan, 18 Kecamatan yang ditetapkan sebagai daerah endemis flu burung adalah Kecamatan Sukagumiwang, Lelea, Widasari, Haurgeulis, Kandanghaur, Kroya, Indramayu, Juntinyuat, Krangkeng, Bongas, Tukdana, Sukra, Cantigi, Anjatan, Karangampel, Sindang, Arahan,dan Kedokan Bunder. Sementara jumlah kasus kematian unggas terbanyak terjadi di Kecamatan Tukdana dan Kecamatan Terisi.
Menurut Nandang, dalam dua pekan terakhir bulan Januari ini,terdapat sejumlah kasus kematian unggas akibat flu burung. Nandang mengungkapkan, langkah yang dilakukan untuk menekan angka kematian unggas akibat flu burung adalah menggencarkan penyemprotan disinfektan dan vaksin flu burung pada unggas selain upaya sosialisasi kepada masyarakat.
Sementara itu, anggota Fraksi PDI-P Ruwadi Budiman meminta kepada Distankan untuk memfokuskan pemberian vaksin dan penyemprotan disinfektan kepada unggas di daerah-daerah endemis.
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang pernah beberapa kali terjadi kasus flu burung. Pada 2006 lalu, seorang suspect flu burung asal Indramayu, Endrawan, yang kala itu baru berusia empat tahun meninggal dunia setelah empat hari dirawat di RS Hasan Sadikin, Bandung.
Meski jumlah kasus flu burung cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir, namun Distankan Indramayu harus tetap mewaspadai ancaman flu burung. Kematian unggas terbesar akibat serangan flu burung terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 1.000 ekor serta tahun 2008 sebanyak 700 ekor. (sindo)
0 thoughts on “50% Indramayu Endemis H5N1”